Reportase MOS SMPIT Assalaam Pekalongan 2012 *
“Cita-citaku ? Apa ya ?” begitu
pertanyaan yang terbesit dari beberapa siswa dan siswi di ruang aula, SMPIT
Assalaam Boarding School Pekalongan (ABSP) pada Senin, 16 Juli 2012. Mereka
menerawang ke langit-langit, ke ruangan dan ke segela penjuru mencari
cita-citanya apakah berada di sana ? Mengawali Masa Orientasi Siswa di sekolah
baru dengan meminta siswa menuliskan mimpi atau cita-citanya di masa depan dan
3 tahun mendatang. Beberapa anak terlihat antusias menuliskan apa yang akan
didapat di masa mendatang. Suasana semakin riuh dan antusias ketika mereka
menempelkan cita-cita itu di wishes tree.
Sebagai penoreh sejarah awal
ABSP, MOS angkatan pertama dengan Ustadz Muhtadin, S.Pd I sebagai koordinator
ini didesain sedemikian rupa sehingga berbeda dengan mayoritas MOS di
sekolah-sekolah lain. Tim Trainer dari Pioneer Jakarta dan Trusco Semarang
menghadirkan sajian penting bagi peserta MOS ABSP 2012 selama 3 hari
pelaksanaan MOS. Kegiatan yang diawali dengan acara open house diikuti oleh 53
peserta MOS yang terdiri dari 30 peserta ikhwan dan 23 peserta akhwat.
Acara dibuka oleh kepala sekolah,
Ustadz Bambang Subekti dan berlangsung dari pukul 07.00 hinggal 21.00 WIB. Adapun kegiatan MABIT (Malam Bina Iman dan
Taqwa) wajib diikuti oleh peserta baik yang menjadi santri ataupun non santri
(non pondok). Hal ini dilakukan selain karena acara MOS hinggal malam, juga
agar kultur pondok terasa bagi semua siswa. Mulai dari kegiatan Qiyamul lail,
dzikir pagi bersama, tilawah bahkan olahraga bersama. Dengan demikian ikatan
persaudaraan dan persahabatan mereka kian terjalin.
Kegiatan MOS dengan tema menjadi
juara dengan 7 karakter qur’ani ini lebih mengedepankan pengembangan karakter
tiap anak. Hal ini teruji dari beberapa session mengejutkan yang merangsang
pola pikir dan potensi anak. Konsep outbond yang dibuat seperti petualangan
memberikan kesan tersendiri bagi tiap anak. Bagaimana tidak mengesankan,
petualangan menjelajahi pusat kota, alun-alun pekalongan secara beregu.
Penjelajahan yang bukan ala kadarnya.
“Keberanian dan kreativitas
mereka benar-benar akan terlihat usai proyek ini” kata Pak Andi selaku trainer. Mereka dibekali amunisi sebagai bekal pulang
meuju gedung SMPIT yang bertempat kurang lebih 2 km dari alun-alun Pekalongan. Dari
Alun-Alun Pekaongan, peserta diajak untuk berpikir kreatif mencari strategi
untuk kembali ke ABSP. Beberapa kelompok memilih menjual modal yang berupa
jajan ke orang lain dengan mengambil keuntungan lebih tinggi. Dari keuntungan
itulah yang akan digunakan untuk naik angkutan umum dan sampailah ke ABSP.
“Asyik, mengesankan dan menambah
wawasan“ begitu tutur Agnis dan Ayu (siswa SMPIT ABSP) setelah berhasil
mencapai garis finish. Adapun satu kelompok terbaik dari proyek ini adalah
kelompok yang berhasil mendapatkan keuntungan dan pengalaman yang luar biasa.
Beberapa anak yang ternyata sangat berani dan memiliki rasa ingin tahu tinggi,
mereka memasuki gedung Kospin Jasa untuk ‘ikut-ikutan’ jadi sekretaris yang
merekap beberapa data. Ada jasa yang digunakan, ada pula peghargaan yang
diterima. “Kalau ingin mencapai sesuatu, kita harus berpikir kreatif ternyata.”
Komentar mereka seraya tersenyum merasakan betapa manis hasil yang didapatnya.
MOS yang jauh dari ajang
perponcloan ini berlanjut hingga pencarian jati diri anak pada acara yang diisi
oleh tim trainer Trusco, Pak Usep Badruzzaman, S.Pd. Kemampuan intrapersonal
anak mulai dikembangkan, tentang bagaimana dan sejauh mana mereka mengenali
dirinya masing-masing sampai ingin menjadi sosok yang seperti apakah kelak di
masa depan ? Sadar ataupun tidak, anak-anak dikemudikan agar mereka mampu
membuat target dalam kehidupan sehari-hari, di pondok, di sekolah, lingkungan
keluarga dan lingkungan masyarakat.
Selama kegiatan berlangsung bukan
berarti tanpa hambatan yang berarti. Mengondisikan peserta terutama peserta
yang tinggal di pondok agar merasa nyaman dan betah tinggal di pondok merupakan
tugas yang menempati urgensitas tinggi. Beberapa anak yang memang jarang
berpisah dengan orang tua, kerap sekali merasa rindu dengan tempat tinggal
terlebih dengan orang tua. Alhamdulillah tim trainer dan Ustadz/Ustadzah juga
tak kalah dengan keluhan anak-anak, ada sederetan motivasi dan pesan yang
semoga bisa diserap oleh anak-anak di SMPIT ABSP.
“Dari kegiatan MOS ini, semoga
anak-anak memiliki sikap disiplin yang lebih baik dan mampu berjiwa mandiri
serta mampu mengenal lingkungan sekolah.“ Tutur Ustadz Didik Teguh Yuwono, S.
Pd selaku koordinator acara MOS ABSP.
Acara diakhiri dengan foto bersama.
Rasa lelah dan senang tergambar dari garis wajah mereka termasuk para panitia
yang tak lain tak bukan adalah Ustadz dan Ustadzah yag ada di SMPIT ABSP. Sejarah.
Kelak nama anak-anak angkatan perdana di SMPIT ABSP inilah akan menjadi
perbincangan awal dari sebuah sejarah. []
*)diterbitkan di Buletin Al Ummah Edisi September
Tidak ada komentar:
Posting Komentar