Minggu, 25 November 2012

Kepakan Sayap Elang dan Semerbak Edelweis di Purbalingga


—Meskipun mereka berbaris dengan sisa tenaga yang sudah terkuras selama kemwil, mereka masih sempat berkata, “Kemwilnya tambah tiga hari lagi, yuk !”

Kali ini SMPIT yang baru lahir di Pekalongan diberi kesempatan untuk mengikuti ajang asah potensi kepramukaan oleh JSIT Pusat. Acara yang ditunggu-tunggu oleh anak-anak SIT yaitu Kemwil (Kemah Wilayah) Ukhuwah ke VI se-Jateng dan DIY.


Segudang Persiapan
Terhitung sejak pertengahan September, Ustadz Muhtadin selaku koordinator ekstra Pramuka sekaligus koordinator persiapan kemwil ABSP mulai disibukkan dengan segala yang berbau kemwil. Kegiatan yang dikompetisikan saat kemwil memang lumayan banyak. Mulai dari LKBB (Lomba Kreasi Baris-Berbaris), pioneering, tahfidz juz 29, paradise stand, hasta kaya dan scout adventure. Persiapan perlombaan semacam itu tak mungkin dilakukan dalam waktu singkat. Untungnya Ustadz Muhtadin bersama timnya yaitu Ustadz Didik, Ustadzah Meilda, Ustadzah Vita, Ustadzah Azmi, ikut membantu mempersiapkan siswa agar menguasai materi perlombaan. 

Persiapan lebih banyak pada praktek sehingga menguras tenaga dan waktu. Siswa yang tergabung dalam dua regu yaitu regu elang (regu ihkwan) dan regu edelweis (regu akhwat) bukan sembarang siswa. Karena mereka sudah mengikuti seleksi kepramukaan sehingga terpilihlah dua belas siswa dalam setiap regu.

Belum pelaksanaan kemwil saja, karakter siswa sudah mulai bermunculan. Perselisihan kecil menjadi catatan bagi ustadz dan ustadzah untuk banyak mengenal dan memahami mereka. Terlebih bagi mereka, hal-hal seperti itu akan menjadi ajang mencari jati diri dan mengenal teman. Persiapan kemwil yang mewarnai langit ABSP memang begitu mengesankan.

Merah Abu-Abu
Pagi-pagi (15/11) di tahun baru Islam, halaman ABSP sudah dipenuhi regu elang dan regu edelweis yang sudah berseragam merah abu-abu. Merah abu-abu inilah yang menjadi tema warna kemwil ABSP. Bambu-bambu—yang merah abu-abu—sudah tertata dan siap diangkut dengan doplak. Antara gembira dan penasaran terpancar dari wajah mereka. Bus di depan gang SDIT Ulul Albab pun siap mengangkut wajah-wajah penasaran mereka ke Purbalingga.

Buper (Bumi Perkemahan) Munjuluhur sudah menanti kedatangan berbagai regu dari seluruh daerah di Jateng-DIY. Jalanan yang naik turun dan penuh dengan bukit-bukit serta riak-riak sungai kecil juga siap dijadikan hunian selama tiga hari ke depan. Rombongan regu diangkut dengan doplak menuju kapling masing-masing. Ternyata doplak atau mobil pick up menjadi alat transportasi yang lumayan laris di sini. Bukan hewan kurban saja yang bisa dibawa doplak tetapi selain bisa mengangkut barang, juga bisa mengangkut orang. 

Ya, inilah kami merah abu-abu yang ikut mewarnai bukit dan lapangan hijau bumi perkemahan Munjuluhur, Purbalingga dari tanggal 15-18 November 2012. Mencoba menghirup aroma udaranya yang sejuk, membiarkan ilalang-ilalang melambaikan semangat dan langit malam berbintang terbentang pun rela dinikmati oleh regu kami. Bismillah siap beraksi ! seru kami waktu itu.

Belajar Untuk Kemwil Mendatang
Subhanallah. Melihat regu dari sekolah lain ? Terdiam sejenak. Kreativitas dan percaya diri dari beberapa kelompok lain memang patut diacungi jempol. Gapura mereka yang super kreatif, yel-yel mereka yang selalu dinyanyikan setiap kegiatan, seragam-seragam yang unik, serta kekompakan regu yang seru membuat peserta lain terpana melihatnya, termasuk regu ABSP ikut terpukau dibuatnya. Tak apa, karena regu kami yang baru berumur jagung memang mesti banyak belajar di kemwil kali ini. Sudah bisa berpastisipasi dalam kegiatan ini saja rasanya sudah alhamduillah (maklum sekolah baru). Maka tahun ini, biarkan ABSP ‘mencuri’ ruh yang bisa dijadikan bekal dan modal untuk kemwil mendatang

Wajah yang Berubah
Tiba di penghujung kegiatan, upacara penutupan Kemwil. Meskipun mereka berbaris dengan sisa tenaga yang sudah terkuras selama kemwil, mereka masih sempat berkata, “Kemwilnya tambah tiga hari lagi, yuk !”. Semua tersenyum dan seolah ada anggukan dalam hatinya masing-masing. 

Antara harap-harap cemas dan pasrah mendengarkan panitia dengan suara lantang mengumumkan juara dari masing-masing perlombaan. Tak banyak berharap, tetapi ternyata Allah memberi hadiah yang membuat kelompok ABSP bersorak, Alhamdulillah. Akhirnya nama SMPIT Assalaam Pekalongan diserukan oleh panitia sebagai Juara 2 Lomba Hasta Karya Batok Kelapa (Akhwat). Ternyata bukan sekali tetapi dua kali nama SMPIT Assalaam disebutkan. Juara 2 Lomba Hasta Karya Batok Kelapa juga di raih oleh regu elang (ikhwan). 

Selamat untuk ABSP, semoga prestasi kali ini mengantarkan prestasi-prestasi membanggakan pada kegiatan lain di tahun-tahun berikutnya. Doa kami selalu menyertaimu, ABSP !
Allahu Akbar ! Allahu Akbar ! Allahu Akbar ! []

Rabu, 21 November 2012

Keikutsertaan ABSP dalam Pekan Bahasa Pekalongan

Senin, 22 Oktober 2012 @ SMPN 13 Pekalongan



“Alhamdulillah“ Ucap kami mendengar pengumuman perlombaan di pekan bahasa Pekalongan.
Meski belum puas, tetap saja yang terukir adalah syukur. Tak ada sia-sia meski hanya menggandeng predikat Juara Harapan 1 Lomba Membaca Cerpen oleh Hana Mamnukha.

Dan inilah kami, yang berseragam kitak-kotak hijau, yang ketika orang melihat, “Ini dari SMP mana, Bu ?” Akan dengan bangga kami menjawab, “SMPIT Assalaam Pekalongan, yang di Sokorejo itu lho ?”. Tahun depan maju lagi yuk, dan maju sebagai pemenang ? Semoga bisa. Yang jelas, keep istiqomah untuk berkarya, berkontribusi dan membumi.

Selamat untuk Hana Mamnukha, Maulana Fajrul Izzi dan Lutfi Fahmi A, menang kalah itu bukan peristiwa yang jarang kita temui justru tiap hari kita hadapi. Prosesnya bernama perjuangan dan perjuangan itu adalah kesempatan. Go ABSP Go..!! Allahu Akbar !! [mhie]

Kejutan-Kejutan Berharga Angkatan Pertama


Reportase MOS SMPIT Assalaam Pekalongan 2012 *

“Cita-citaku ? Apa ya ?” begitu pertanyaan yang terbesit dari beberapa siswa dan siswi di ruang aula, SMPIT Assalaam Boarding School Pekalongan (ABSP) pada Senin, 16 Juli 2012. Mereka menerawang ke langit-langit, ke ruangan dan ke segela penjuru mencari cita-citanya apakah berada di sana ? Mengawali Masa Orientasi Siswa di sekolah baru dengan meminta siswa menuliskan mimpi atau cita-citanya di masa depan dan 3 tahun mendatang. Beberapa anak terlihat antusias menuliskan apa yang akan didapat di masa mendatang. Suasana semakin riuh dan antusias ketika mereka menempelkan cita-cita itu di wishes tree.

Sebagai penoreh sejarah awal ABSP, MOS angkatan pertama dengan Ustadz Muhtadin, S.Pd I sebagai koordinator ini didesain sedemikian rupa sehingga berbeda dengan mayoritas MOS di sekolah-sekolah lain. Tim Trainer dari Pioneer Jakarta dan Trusco Semarang menghadirkan sajian penting bagi peserta MOS ABSP 2012 selama 3 hari pelaksanaan MOS. Kegiatan yang diawali dengan acara open house diikuti oleh 53 peserta MOS yang terdiri dari 30 peserta ikhwan dan 23 peserta akhwat.

Acara dibuka oleh kepala sekolah, Ustadz Bambang Subekti dan berlangsung dari pukul 07.00 hinggal 21.00 WIB.  Adapun kegiatan MABIT (Malam Bina Iman dan Taqwa) wajib diikuti oleh peserta baik yang menjadi santri ataupun non santri (non pondok). Hal ini dilakukan selain karena acara MOS hinggal malam, juga agar kultur pondok terasa bagi semua siswa. Mulai dari kegiatan Qiyamul lail, dzikir pagi bersama, tilawah bahkan olahraga bersama. Dengan demikian ikatan persaudaraan dan persahabatan mereka kian terjalin.

Kegiatan MOS dengan tema menjadi juara dengan 7 karakter qur’ani ini lebih mengedepankan pengembangan karakter tiap anak. Hal ini teruji dari beberapa session mengejutkan yang merangsang pola pikir dan potensi anak. Konsep outbond yang dibuat seperti petualangan memberikan kesan tersendiri bagi tiap anak. Bagaimana tidak mengesankan, petualangan menjelajahi pusat kota, alun-alun pekalongan secara beregu. Penjelajahan yang bukan ala kadarnya. 

“Keberanian dan kreativitas mereka benar-benar akan terlihat usai proyek ini” kata Pak Andi selaku trainer. Mereka dibekali amunisi sebagai bekal pulang meuju gedung SMPIT yang bertempat kurang lebih 2 km dari alun-alun Pekalongan. Dari Alun-Alun Pekaongan, peserta diajak untuk berpikir kreatif mencari strategi untuk kembali ke ABSP. Beberapa kelompok memilih menjual modal yang berupa jajan ke orang lain dengan mengambil keuntungan lebih tinggi. Dari keuntungan itulah yang akan digunakan untuk naik angkutan umum dan sampailah ke ABSP. 

“Asyik, mengesankan dan menambah wawasan“ begitu tutur Agnis dan Ayu (siswa SMPIT ABSP) setelah berhasil mencapai garis finish. Adapun satu kelompok terbaik dari proyek ini adalah kelompok yang berhasil mendapatkan keuntungan dan pengalaman yang luar biasa. Beberapa anak yang ternyata sangat berani dan memiliki rasa ingin tahu tinggi, mereka memasuki gedung Kospin Jasa untuk ‘ikut-ikutan’ jadi sekretaris yang merekap beberapa data. Ada jasa yang digunakan, ada pula peghargaan yang diterima. “Kalau ingin mencapai sesuatu, kita harus berpikir kreatif ternyata.” Komentar mereka seraya tersenyum merasakan betapa manis hasil yang didapatnya.

MOS yang jauh dari ajang perponcloan ini berlanjut hingga pencarian jati diri anak pada acara yang diisi oleh tim trainer Trusco, Pak Usep Badruzzaman, S.Pd. Kemampuan intrapersonal anak mulai dikembangkan, tentang bagaimana dan sejauh mana mereka mengenali dirinya masing-masing sampai ingin menjadi sosok yang seperti apakah kelak di masa depan ? Sadar ataupun tidak, anak-anak dikemudikan agar mereka mampu membuat target dalam kehidupan sehari-hari, di pondok, di sekolah, lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat.

Selama kegiatan berlangsung bukan berarti tanpa hambatan yang berarti. Mengondisikan peserta terutama peserta yang tinggal di pondok agar merasa nyaman dan betah tinggal di pondok merupakan tugas yang menempati urgensitas tinggi. Beberapa anak yang memang jarang berpisah dengan orang tua, kerap sekali merasa rindu dengan tempat tinggal terlebih dengan orang tua. Alhamdulillah tim trainer dan Ustadz/Ustadzah juga tak kalah dengan keluhan anak-anak, ada sederetan motivasi dan pesan yang semoga bisa diserap oleh anak-anak di SMPIT ABSP.

“Dari kegiatan MOS ini, semoga anak-anak memiliki sikap disiplin yang lebih baik dan mampu berjiwa mandiri serta mampu mengenal lingkungan sekolah.“ Tutur Ustadz Didik Teguh Yuwono, S. Pd selaku koordinator acara MOS ABSP.

Acara diakhiri dengan foto bersama. Rasa lelah dan senang tergambar dari garis wajah mereka termasuk para panitia yang tak lain tak bukan adalah Ustadz dan Ustadzah yag ada di SMPIT ABSP. Sejarah. Kelak nama anak-anak angkatan perdana di SMPIT ABSP inilah akan menjadi perbincangan awal dari sebuah sejarah. []

*)diterbitkan di Buletin Al Ummah Edisi  September