--karena dia
memberikan denyut dan nafas bagi kehidupan. Membuktikan adanya sebuah
peradaban. Bukan kumpulan manusia-manusia yang mati, tetapi mereka yang berani
hidup dengan ruh-ruh baru yang merasuki setiap tulisan. Menulislah...!
Tentang media / pers ?
Media menjadi sorotan sebagai pertanda adanya kehidupan sebuah lembaga. Hmm, nampaknya seperti jantung bagi tubuh manusia. Well,pada kenyataannya media menjadi hal yang sangat penting dan dijadikan sebagai sarana komunikasi antara penyampai pesan kepada khalayak umum (penerima pesan).
Media bisa berupa media cetak dan online. Media bersangkutan dengan adanya keberadaan Pers di beberapa lembaga. Dilihat dari sejarahnya,
munculnya lembaga pers Islam di Indonesia dimulai pada awal abad ke-20, bersamaan
dengan lahir dan menyebarnya ide-ide reformasi yang berkembang di Timur Tengah,
terutama dari Mesir. Ide-ide tentang reformasi itu, setidaknya menyebar melalui
dua majalah terkemuka di Mesir, Urwatul Wutsqo dan Al Manar.
Penyebaran
ide ini begitu luas, hingga ke Jawa, dan melahirkan gerakan Jami’at Khair. Para
anggota organisasi ini kemudian menyebar dan mendirikan organisasinya sendiri,
seperti KH Ahmad Dahlan yang mendirikan Muhammadiyah. Selain Muhammadiyah,
berdiri pula beberapa perkumpulan lain seperti Sarekat Dagang Islam, Persatuan
Islam, atau Jong Islamienten Bond (Joenaidi, 1997).
Organisasi-organisasi ini membangun
iklim diskusi bagi pemikiran Islam mutakhir. Dalam skala yang lebih luas, ini
memunculkan kebutuhan akan pers Islam. Pers menjadi sarana untuk menyapaikan ideologi pemikiran masing-masing organisasi sehingga masyarakat umum terbuka wawasannya terlepas mereka akan mengikuti ideologi yang mana.
Namun, setelah pintu reformasi terbuka
pada akhir 1997 dan berkembang era 1998 keberadaan pers Islam semakin luas,
baik itu sebagai media dakwah maupun sebagai wadah perlawanan rezim. Dan hal
inilah yang menjadi pemicu dari semakin berkembangnya pers Islam di Indonesia.
Kampus dapat dikatakan sebagai
miniatur negara yang berisi masyarakat kampus, tatanan pemerintahan hingga
sosial society yang memiliki peran yang penting. Keberadaan media tentunya juga
memiliki manfaat yang sangat baik dalam pembangunan sebuah negara sehingga
muncullah berbagai sarana menyalur komunikasi dan informasi yang biasa disebut
media kampus.
Media atau pers kampus dalam sebuah
negara memiliki posisi yang signifikan dalam proses pembangunan dan kehidupan
masyarakat. Posisi media semestinya mampu diperankan di kampus sebagai miniatur
negara.
Tujuan adanya media kampus
Konsumen media di kampus adalah masyarakat kampus. Masyarakat yang
bagaimana yang akan kita cita-citakan ? Masyarakat buta berita, Masyarakat
bodoh, Masyarakat cerdas, Masyarakat berpikir. Itu semua menjadi garapan besar
bagi pejuang pena yang ada di dalamnya.
Sebenarnya fungsi media itu sangat banyak. Namun disini saya
rangkum menjadi 3 pokok penting
Fungsi
Pendidikan : Pers itu sebagi sarana pendidikan massa (mass Education), pers
memuat tulisan-tulisan yang mengandung pengetahuan sehingga masyarakat
bertambah pengetahuan dan wawasannya.
Fungsi
Hiburan : Pers juga memuat hal-hal yang bersifat hiburan untuk
mengimbangi berita-berita berat (hard news) dan artikel-artikel yang
berbobot. Berbentuk cerita pendek, cerita bersambung, cerita bergambar,
teka-teki silang, pojok, dan karikatur.
Fungsi
Kontrol Sosial : mengontrol masyarakat dan pemerintahan. Bagaimana tindakan
pemerintah dan respon masyarakat atau mungkin sebaliknya. Hal demikian akan
tercover melalui adanya
Inti : INFLUENCE—menginspirasi—mewarnai dengan nilai kebaikan.
Karakteristik pers
Karakteristik Pers haruslah benar-benar diperhatikan mengingat
sasaran yang akan kita tuju adalah masyarakat luas/umum. Apa yang akan kita
sampaikan menjadi tanggung jawab kita yang mengelola sebuah media. Pers yang Islami
harus mencerminkan tiga hal:
Fathonah, artinya
pers Islam itu harus mencerdaskan masyarakat atau khalayak audien. Jika
komunitas kita berbasis Islam, maka kenapa harus malu menyampaikan nilai-nilai
kebenaran yang sesui Islam. Toh kita percaya dan yakin kalau Islam itu agama
yang benar.
Tablig atau menyampaikan. Pesan dakwah itu harus disampaikan kepada khalayak secara luas. Beramar ma’ruf melalui tulisan memiliki seni tersendiri. Apa yang kita sampaikan melalui tulisan, lalu itu bernilai kebaikan, maka akan banyak pahala yang mengalir untuk kita. Insya Allah.
Tablig atau menyampaikan. Pesan dakwah itu harus disampaikan kepada khalayak secara luas. Beramar ma’ruf melalui tulisan memiliki seni tersendiri. Apa yang kita sampaikan melalui tulisan, lalu itu bernilai kebaikan, maka akan banyak pahala yang mengalir untuk kita. Insya Allah.
Jujur.
Kejujuran harus ditegakkan dalam pers itu sendiri sebagai instrumen komunikasi.
Berita yang tidak jujur hanya akan membodohkan masyarakat luas. Apalagi
masyarakat terkadang sering menelan berita mentah-mentah. Lalu menyebar melalui
mulut ke mulut padahal belum tentu kebenaran beritanya. Bahaya kah ? coba
renungkan !
Qaulan Ma'rufa, bagaimana berkomunikasi dengan cara-cara
yang baik, yang ma'ruf dan bijaksana.
Qaulan Balighah, menyampaikan secara tepat pada target
audiennya. Harus juga memperhatikan kondisi sosiologis, psikologis masyarakat,
khalayak yang heterogen. Jika sasaran mahasiswa maka gunakanlah bahasa
mahasiswa, jika sasarannya anak-anak maka gunakan bahasa yang mudah dicerna.
Bukan sebaliknya.
Qaulan Karima, bagaimana pesan media itu disampaikan dengan
cara yang santun, bukan berita atau informasi yang vulgar dan tidak etis.
Sesuai kode etik jurnalistik.
Siapa yg harus ada di media kampus ?
Mujahid bil qalam, itulah jawabannya. Siapakah mereka ? KITA.
siapapun bisa asal dia termasuk orang berakal, mau berpikir, mau belajar, mau
berbagi, mau menyampaikan kebaikan (amar ma’ruf nahi mungkar) dan siap
berkontribusi dengan gigih. So, are you ready ?
Menjadi pendekar pena, penoreh dakwah Islam, be mujahid/mujahidah bil qalam ??? Bergegas, lekas bergerak, kawan ! Sebelum idemu lapuk.