Rabu, 22 Agustus 2012

My World With You : Jurnalistik Crew

Bener-bener deh, kemarin 21 Agustus 2012 kedatangan Mba Karin ke rumah membuat aku ‘error’ lagi. Haha bukan error sebenernya. Memang dari dulu udah gini. Apalagi kalau udah ketemu sama temen yang punya biang yang sama. Jadilah karakter kami yang semakin hidup.

Wah, seolah frame ku semakin nyata tentang ‘anak jurnalistik’ yang rame, gokil, heboh, aneh dan pastinya kreatif (ehemm, mbagus-mbagusin dikit gak apa-apa kan ?). Meskipun udah dimakan waktu bertahun-tahun gak ketemu, nyatanya kita tetep bisa ngobrolin hal-hal yang seru abiz. Pembicaraan yang keren, asyik, mengisnpirasi dan memotivasi (menurutku) tapi gak berat banged karena dikemas dengan sangat renyah. Hehe...

Pokoknya siang itu kehadiran Mba Refreinaka Fikarin Tartila (sama suaminya) membuat aku bernostalgia tentang masa itu. Sedikit mengulang kisah lama supaya ada semangat ‘menggila’ seperti dulu, boleh kan ?

Episode 1

Kenalin nih, para tetua-tetua yang menjerumuskan aku ke dunia mereka. Sebelum aku masuk ke Jcrew, tiga orang itu tuh yang nge-tes aku dengan hal yang aneh-aneh (gak usah diceritakan disini ya..). Yang jelas dari hari itu aku tahu mereka orang yang super aneh tapi pinter dan itu nyata ada. Hehe...



Yang paling kiri itu Mba Zee (Inget ya ? Zee, pakai Z, begitu katanya dulu sambil nulisin huruf Z di pipi kanannya), yang paling kanan itu Mba Karin dan yang nongol dari bawah itu Mas Debix. Setelah aku, Fay dan Casdik masuk otomatis Mba Zee dan Mas Debix lengser dan dipensiunkan dari kepengurusan JCREW, Himaki 2008. Gud bye Nenek, kakek....


Episode 2

Tuh, lihat manusia-manusia yang bergelantungan itu ? bukannya kami nganggur sampai mau foto aja harus manjat pohon dulu. Haha, kita lagi disuruh ambil balon di pohon itu. Biar tambah semangat, makanya kami foto dulu. Tapi sayangnya Mas Uncka gak ikutan ki...payah...!



Aku masih inget banget tulisan pada kertas di dalam balon yang diambil sama ucil (maksudnya Casdik, hehe).
“Cari daun yang berbentuk waru”. Daun berbentuk waru ? ahiya, kami langsung menemukan waktu itu. Dan kami diminta untuk memberikan filosofi dari daun waru itu dan dikaitkan dengan keberadaan kita di Hima Kimia 2008. 

“Bekerja dengan hati dan penuh cinta” 
begitu intinya kira-kira yang kami sampaikan ke teman-teman lain setelah acara selesai. Aseeeek....!!

Episode 3

Nah, ini nih formasi terlengkapnya. Gila juga kadang ya ? Sore itu kita janjian buat pemotretan. Pemotretan buat model apa ya? Iklan sandal ? kayaknya gak mungkin dewh. Model baju ? haha, mana mungkin juga. Baju kita udah item semua gini. Bahkan ada tuh yag salah kostum terpaksa pinjem kaos SKAK yang tulisannya ijo punya Mba Ana, haha dipakai siapa ya ? (ehem, tenang semua pasti tetap menjadi rahasia perusahaan kok )

Well, pemotretan ini untuk profil departemen. Hehe, bagiku ini lebih dari pemotretan iklan sandal, baju, jilbab, atau apalah (haha, kayak udah pernah jadi model aja), yang jelas inilah model-model Jcrew yang banyak membelajarkan aku sehingga makin cinta dengan Jurnalistik.

Episode 4


Yang ini lagi berpusing ria (hmm, nggaya, padahal agak nyantai sih). Rapat redaksi malem-malem, kalau gak salah lagi bahas C-News ma La Chemso bukan ya ? ah gak tahu deh, aku ingetnya ini tempatnya Mas Uncka jadi markas besar kita setelah markas Hima Kimia di gelanggang ormawa. Aku inget banged nih, interior di ruangan ini bikin temen-temen iri. Apalagi setelah beberapa bulan kemudian, pas kita rapat Just My Soul, kayaknya nih ruangan malah mirip karaokean atau studio musik. Ada tape segedhe gambreng, lampu kelap kelip tujuh belas agustusan, tirai bambu dan tulisan-tulisan jepang, akuarium dengan satu ikan, semuanya tertata rapi..pi..pi.

Episode 5


Wajah Mba Lisa Assalami...cute bangedddd...padahal ni abiz di dodol-dodol-in sama ketua JMS nih. Hikz,,hikz,,yang penting kita tetep bisa ketawa. Aku juga pernah digituin sama Mas Uncka mba. Wah, kalau yang belum tahu Mas Uncka sih pasti deh 100 % bakalan sakit hati sehari semalem. Mak jleb-jleb banged.
Waktu itu aku mau bikin konsep buat Mading Cis-Trans. 

“Haduh, dodol bin dudull bin....dll (sensor, tut....)” katanya gitu. Terus aku ganti konsep deh, pakai tirai bambunya Mas Uncka. Nah, habis itu tuh, baru deh dipuji abis-abisan. Hmm, Mas Uncka sih jadi orang terlalu kreatif, multitalent lagi (desain grafis, desain interior, editing music, teater, video-shooting, bloging n web, wirausaha, penelitian ilmiahnya juga jago), jadinya kalau mau n\share ide agak  minder deh. Hehe, tapi makasih inspirasi dan ide-ide gilanya itu keren banged. Sampai munculah...just my soul dan teater koran.



Episode 6
 
Sampai pada akhirnya...Emak Jcrew 2008 pun juga harus ikut-ikutan pensiun dari kepengurusan. Dan meninggalkan aku, Fayla dan Casdik. Teganya lagi, Casdik meninggalkan aku sama Fay meneruskan perjalanan di Jcrew yang akhirnya kami ganti nama dengan Jukri 2009. Soalnya ternyata Jcrew itu menyamai dengan suatu nama kelompok tertentu.

Dengan berbekal ilmu dari emak dan nenek kami, jadilah kami......muka-muka seperti ini



Ada Wiwid, Fayla, Agma, Inez, Rifa, aku dan Deska. Dunia baruku waktu itu. Rame rasanya. Wah ini nanti kita bahas di judul yang lain ya...karena nanti jadi terlalu banyak. Hehe, thanks buat smuanya, j-Crew n Jukri. Kalian keluargaku yang semakin mengenalkan dan menjerumuskan aku di dunia yang sampai sekarang ini aku tekuni, majalah, buletin, desain, dan nulis. Yah meskipun masih amatiran, hehe....

Khususnya buat Naila Faila Sufa atau Fay (thanks for everything) :
Hmm, jadi kebuka nih catatan curhat di buku pink kecil yang sering buat rapat dulu. Terharu, tapi itu dah berlalu. Yang jelas waktu aku kasih tulisan itu ke Mba Karin, Mba Karin kasih balasan tulisan begini :


***
Hyaaah itulah cerita awut-awutan pelepas rinduku sama dunia yang baru kemarin aku tinggalin. Dunia kampus. Sekarang senyum Mba Karin masih sama kok serenyah dan seindah (hhhuuuuiiiihhhh) waktu dulu. Tapi sekarang lebih indah dink, karena udah nikah. Hehe...

Terima kasih Mba Karin, yang membuat aku akhirnya menuliskan curhatan ini. Semoga persahabatan ini selalu indah ya...![]

Pekalongan
10:08|22 Agustus 2012

Rabu, 15 Agustus 2012

Tangisan Para Suju-holic

(me and my students-1-)

“Bagi siapa saja yang membawa laptop, gadget, mp3, mp4, flashdisk, dan apapun yang digunakan sebagai alat pemnyimpan soft file, harap dikumpulkan sekarang juga kepada wali asrama” seru beberpa pihak sekolah yang bertugas subuh itu. Subuh di pertengahan Ramadhan, tepat setelah tilawah pagi selesai.

Seluruh anak asrama mulai panik dan heran, khawatir dan gundah, gelisah dan galau, dan apapun itu perasaan bercampur aduk seperti es campur yang nikmat disantap saat berbuka nanti.

“Ada apa ya ?”
Jangan-jangan...?”
Eh, kenapa ya ?”
Sejumput bahkan segudang tanda tanya bercokol di pikiran mereka masing-masing. Penasaran yang tertumpuk bersama perasaan acak adut membuat garis-garis wajah mengerut. Beberapa ada yang masih biasa saja, dunia belum kiamat teman. Sementara itu, teman-teman lain merasa seperti tersambar kekuatan listrik beberapa volt membuat saraf-saraf mereka menegang dan bahkan terbakar.

***

Pagi itu,
Semburat awan sirius berhias di langit. Pagi ini tak seperti pagi-pagi yang lalu. Jalanan setapak masih saja tak bersih dari debu-debu. Pagi ini masih ada yang sama dengan pagi kemarin. Hujan belum membasahi tanah Sokorejo. Tempat dimana boarding school kami berdiri di tengah-tengah sawah yang menguning.  Petani-petani masih riang memetik hasil panen padi mereka. Padi yang berisi dan merunduk itu.

Pagi ini berbeda dengan pagi kemarin. Dingin sudah tak terlalu menyelimuti kami untuk menggigil dari sejak sahur hingga jam masuk sekolah. Mentari hangat sekali. Pelan menyelusuri awan dan daun-daun pohon. Pelan dan pelan membuat pori-pori kulit membuka. Ingin merasakan aroma udara dunia.

Sudah ku katakan pagi ini ada yang tak sama dengan pagi sebelumnya. Ku masuk ruangan yang tak jauh dari tempatku sebelum beranjak berdiri. Kelas-kelas yang masih sepi penghuni. Sekolah baru. Sekolah dengan angkatan pertama.

Muka-muka memelas memenuhi ruangan. Hanya satu, dua, tiga di antara mereka yang merasa ‘dunia masih baik-baik saja’. Yang lainnya seolah tengah dirundung duka mendalam. Bukan badai puting beliung yang menerpa mereka. Tapi banjir bandang di tengah kemarau. Ada apa gerangan ?

***

Pagi itu, aku menatap mereka lamat-lamat. Antara ingin bertanya dan bingung akan berbuat apa. Tapi aku sudah ada di depan mereka. Di sini aku berada bukan sebagai patung atau manusia yang cuek bebek bahkan acuh berpura-pura tak mengerti tentang apa dan mengapa sejuta duka di mata mereka.

“???” Wajahku menggambarkan tiga tanda itu.

Hu..hu...hu...games-ku kalau di hapus gimana ?” Isak salah satu anak sambil menyeka air matanya.

Ooo...razia. Itu bahasa kasarnya. Bukan itu sebenarnya. Hanya saja pihak sekolah khususnya pihak yang berwenang di asrama mengagendakan sidak mendadak (namanya juga sidak pasti mendadak tanpa berita bocoran) untuk menilik atau mengintip barang bawaan mereka yang dikantongi di tempat penyimpanan soft file yang di serahkan ke wali asrama subuh tadi.

“Kalau gambar dan lagu-lagu dihapus gimana ?” Gerutu anak yang lain menyusul menyampaikan kegalauannya.

“Udah lah, gak mungkin di hapus, mungkin dipindahkan atau diamankan supaya kalian bisa memanfaatkan file-file baik lagu, video, ataupun games lainnya yang lebih bermanfaat.“

Aku tidak menyiapkan jawaban apapun yang lebih bijak dan lebih mempengaruhi pikiran mereka. Hanya senyum yang coba ku simpulkan agar suasana berkabung lekas memudar dari kelasku. Satu jam hari ini akan terasa singkat apalagi ada latihan ulangan matematika. Harus segera ku akhiri drama hari ini.

Sudahlah, gak apa-apa...! File kalian pasti baik-baik saja. “ hiburku.
Aku membenarkan buku-buku dan kertas yang aku bawa dari sudut ruangan yang dinamakan denngan ruang ustadzah.

“...Tapi gak tahu sih kalau suju” candaku.

Seketika banjir bandang seperti menyergap mereka dari berbegai arah. Kanan, kiri, atas dan bawah. Menjadikan hati mereka remuk dan berkeping-keping. Ah mungkin aku yang berlebihan. Tapi wajah mereka membuatku yakin 100 % bahwa beberapa diantara mereka menjadi korban tragedi subuh tadi. Ultimatum yang membakar emosi mereka.

Menangis dan makin menjadi. Menggila pula aku kalau begini. Astaghfirullah, anak-anak ini kenapa ya ? Memang hanya beberapa gelintir anak yang mengeluh dan menangis hebat dengan kejadian hari ini. Tapi suara mereka seolah mendominasi seisi ruangan. Jadi seolah aku yang dikeroyok dengan keluhan mereka.

Jangaaaaaannnn...hikz..hikz....jangaaaaan dihapus...hikz...hikz..” Teriak satu anak

Hhhg...hhg....aku gak rela, Us...! Hikz...hikz” teriak satu anak yang duduk menghadap arah barat itu.

Ada apa kalian ini ?“
Urat sarafku menegang cepat. Padahal niatku tadi hanya bercanda. Tapi terlahap sudah niatan itu ketika ku dengar isak tangis yang menjadi dari beberapa anak di depanku.

Memangnya suju itu tuhan kalian ?” Tanyaku yang tak sadar ternyata nada bicaraku naik satu oktaf. Entah apa yang ada dibenak mereka. Mungkin membenciku gara-gara pertanyaanku barusan. Atau takut, kesal, sebal, sama guru yang ada dihadapan mereka. Atau mungkin mereka menyiapkan sumpah serapah yang terkulum dalam mulut mereka.

“suju kan cuma buat hiburan ? Kenapa musti dihapus” celetuk salah satu anak yang masih saja cemberut.

“ Hiburan ? Kalau Cuma hiburan kenapa juga harus nangis-nangis segitunya ?” Sanggahku tak mau kalah. Mereka kembali tertunduk. Yang lain mengiyakan tindakanku. Yang lain diam. Mungkin pilih aman.

Apapun pandangan mereka terhadapku hari itu, sungguh aku tak peduli. Karena keberanianku untuk menegur mereka adalah tugasku. Karena mereka kini juga menjadi tanggung jawabku.

Kalau masalahnya adalah butuh hiburan ? Pelarian gak harus selalu ke  salah satu grup band yang gak islami kok, banyak nasyid-nasyid keren yang liriknya jauh dan jauh bisa memotivasi kalian. Kalau belum terbiasa, atau asing dengan nasyid, it’s oke. Nanti kita memulai belajar untuk menyukai nasyid-nasyid islami.
***
Siang itu akhirnya kami bercengkrama di mushola dan membahas drama yang sudah terjadi di kelas pagi-pagi indah tadi. Ah, pupus sudah kecemasanku tentang penilaian mereka terhadapku. Kami pun ber-haha bersama mengingat raut-raut wajah kami pagi itu. Lucu.

Anak-anaku, terima kasih atas kejujuran kalian. Kalian baru saja memasuki gerbang remaja yang penuh dengan pernak-pernik yang akan banyak membelajarkan kalian. Pantas saja, kalau banyak piha yang mengkhawatirkan kalian baik orang tua atau guru kalian. Karena menurutku, kalian itu bakal mutiara yang indah dan berkilau kalau kalian mengikuti proses dan memilih pilihan-pilihan yang baik.

Termasuk ketika kalian mengikuti apapun dan siapapun yang ada di hadapan kalian. Itu boleh saja. Asal kalian tahu apa, siapa dan bagimana pilihan dan jalan yang kamu ikuti itu. Aku juga tak ingin membuat khawatir ini jadi berlebihan. Aku membebaskan kalian mau apa saja silahkan, tapi satu : pastikan apa yang kalian lakukan itu punya manfaat yang baik buat kalian. Ingat ? Manfaat yang baik. Itu saja.

Siang itu, semoga mentari dengan panasnya menguatkan kita untuk terus memperbaiki diri kita masing-masing, menjadi mutiara-mutiara terbaik. Menjadi terbaik itu tak mudah tapi juga tak susah. Asal kita mau dan ikhlas. Oke, anakku !

Always love you, my students.[]

Sabtu, 11 Agustus 2012

Parcel Fisika Buat ABSP'ers


Teruntuk murid-muridku,anak-anakku dan sekaligus sahabat-sahabatku. Ini dia sajian menu liburan buat kalian. Dijamin gak bosen deh belajar sambil browsing sana dan sini, asal browsing hal-hal yang bermanfaat, oke !
Nah, karena kemarin kita baru belajar tentang pengukuran. Dibawah ini ada beberapa alat ukur yang pastinya ini merupakan alat ukur yang akan baru kalian pelajari disini. So siapkan pikiran dan siap membaca tulisan ini sampai akhir yak ?!! check this out !!

Jangka Sorong
Hmm, pernah kebayang gak bakal ngitung diameter lubang pulpen yang biasa kalian pakai ? penasaran ? (wajib penasaran ya). Nah, Jangka sorong inilah yang merupakan alat ukur panjang dan punya batas ukur sampai 10 cm dengan ketelitiannya 0,1 mm atau 0,01 cm.
Jangka sorong juga dapat digunakan untuk mengukur diameter cincin dan diameter bagian dalam sebuah pipa. Bagian-bagian penting dari jangka sorong nih :
1.      rahang tetap dengan skala tetap terkecil 0,1 cm
2.      rahang geser yang dilengkapi skala nonius. Skala tetap dan nonius mempunyai selisih 1 mm.


Contohnya nieh....
Hitunglah diameter baut pada gambar berikut!
1.      Langkah pertama
Tentukan terlebih dahulu skala utama.
Pada gambar terlihat skala nol nonius terletak
di antara skala 2,4 cm dan 2,5 cm pada skala
tetap. Jadi, skala tetap bernilai 2,4 cm.
2.      Langkah kedua
Menentukan skala nonius.
Skala nonius yang berimpit dengan skala tetap
adalah angka 7. Jadi, skala nonius bernilai
7 x 0,01 cm = 0,07 cm.
3.      Langkah ketiga
Jumlahin aja deh 2,4 dengan 0,07 = 2,47 cm


Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup itu bukan gabungan dari mikroskop, meteran dan sekrup. Itu salah besar karena alat ini merupakan alat untuk untuk mengukur benda yang mempunyai ukuran kecil dan tipis, seperti mengukur ketebalan plat, diameter kawat, dan onderdil kendaraan yang berukuran kecil. Atau mengukur ketebalan kertas juga bisa kali ya ? Mikrometer sekrup memiliki ketelitian 0,01 mm atau 0,001 cm.
Bagian-bagian dari mikrometer adalah
  1. rahang putar,
  2. skala utama,
  3. skala putar,
  4. silinder bergerigi.
Skala terkecil dari skala utama bernilai 0,1 mm, sedangkan skala terkecil untuk skala
putar sebesar 0,01 mm. Berikut ini gambar bagian-bagian dari mikrometer.



Contoh
Menghitung diamter kawat
  1. menghitung skala utama. Tertulis 1,5 mm
  2. perhatikan skala putar. Garis yang sejajar dengan skala utama adalah 29
maka 29 x 0,01 mm = 0,29 mm
  1. menjumlah skala utama dengan skala nonius yaitu 1,5 mm + 0,29 mm =1,79 mm

Neraca 3 Lengan
Pernahkah kamu pergi ke pasar? Ketika di pasar kamu mungkin akan melihat berbagai macam alat ukur timbangan seperti dacin, timbangan pasar, timbangan emas, bahkan mungkin timbangan atau neraca digital. Timbangan tersebut digunakan untuk mengukur
massa benda. Prinsip kerjanya adalah keseimbangan kedua lengan, yaitu keseimbangan antara massa benda yang diukur dengan anak timbangan yang digunakan. Dalam dunia pendidikan sering digunakan neraca O’Hauss tiga lengan atau dua lengan. Perhatikan
beberapa alat ukur berat berikut ini.
Bagian-bagian dari neraca O’Hauss tiga lengan adalah sebagai
berikut:
• Lengan depan memiliki skala 0—10 g, dengan tiap skala bernilai 1 g.
• Lengan tengah berskala mulai 0—500 g, tiap skala sebesar 100 g.
• Lengan belakang dengan skala bernilai 10 sampai 100 g, tiap skala 10 g.
Gambar

contoh
Sekantong plastik gula pasir ditimbang dengan neraca O’Hauss tiga lengan. Posisi lengan depan, tengah, dan belakang dalam keadaan setimbang ditunjukkan pada gambar berikut ini. Tentukan massa gula pasir tersebut!
gambar
Pembahasan
Dari gambar dapat diketahui bahwa:
1. posisi anting depan 5,5 gram
2. posisi anting tengah 20,0 gram
3. posisi anting belakang 200,0 gram + massa gula pasir 225,5 gram